Google

Jumat, 11 April 2008

KARAKTOROLOGI AKHLAK

Pengantar
Karaktorologi akhlak sebagaimana yang menjadi judul makalah ini adalah akan membahas tentang ilmu-ilmu akhlak serta membahas dan menyelidiki karakter dan kepribadian.1. lain dari pada itu juga akan membahas dan menyinggung sedikit banyak tentang Etika, yang pada dasarnya adalah tidakjauh beda dengan akhlak, akan tetapi mungkin dari segi etimologi dan terminologinya yang beda. Betapa pentingnya akhlak bagi setiap individu yang hidup sebagai makhluk social, yaitu setiap jiwa yang tidak dapat hidup dengan sempurna, dan bahkan akan mati lama semakin lama tanpa adanya campur tangan jiwa atau individu lain, atau yang lebih kita kenal dalam bahasa ilmu hukum yaitu disebut dengan "Zoon Politicon"2 atau makhluk social.
Seperti yang kita ketahui bahwa Akhlak atau tasawwuf sebagai mana ditulis pada buku yang dikarang oleh Prof. Abudinnata mengemukakan bahwa pengertian akhlak, dari segi akar kata, kata tersebut tidak mempunyai asal atau akar kata, kata akhlak itu adalah demikian adanya, atau sering kita menyebutnya dengan isim jamid atau isim ghairu mustaq, akan tetapi ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa kata tersebut berasal dari kata akhlaqo-yukhliku-ikhlaaqan, yang mempunyai arti yaitu: Al-sajiya(perangai), At-tabi'ah(kelakuan,tabi'at,watak dasar), al-adat (kebiasaan,kelaziman),. Al-maru'ah(peradaban yang baik), dan Al-diin(agama).3 Dikemukakan juga bahwa akhlak adalah bentuk jamak dari kata khilqun atau khuluqun yang artinya sama dengan arti yanag ditulis sebelumnya, darikata-kata tersebut dijumpai dalam beberapa ayat Al-Qur'an yaitu: وانّك لعلّى خلق عظيم ( القلام: 4) . Juga yang diterangkan dalam sebuah hadits: انّما بعثت لأتمّم مكارم الأخلاق (رواه احمد)
Selanjutnya jika kita lihat dari terminologisnya, akhlak mempunyai makna sebagai berikut: Ibnu Maskawih seorang ulama ahli dalam bidang akhlaq yang wafat pada tahun 1030M/421H berpendapat bahwa akhlak yaitu "suatu sifat yang tertanam didalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan suatu hal atau perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan" ( Ibnu Maskawih, Tahzib al-Akhlak wa Tathir al-a'raq, mesir: al-mathba'ah al-misriyyah,1934, cet I, hlm. 40).
Kemudian lain dari pada itu, Imam Ghozali yang selama ini kita kenal sebagai "Hujjatul-Islam"(pembela islam) menerangkan bahwa akhlakitu adalah: "sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan"( Imam Al-Ghazali, Ihya 'Ulumuddin, jilid 3, Beirut: daar al-fikr. Hlm.56). dan masih banyak lagi pendapat-pendapat para ulama dalam mendefinisikan akhlak atau etika ini, seperti yang dikutip dalam kitab "Dairatul Ma'rifah" secara singkat dijelaskan dengan sangat singkat bahwa akhlak yaitu: Sifat-sifat manusia yang terdidik(Abd Hamid, Dairah Ma'arif, II.kairo; As-Sya'b, hlm.436).
Demikianlan pendefinisian yang begitu fariatif dalam akhlak. Dan selanjutnya kita akan mencoba untuk memaparkan tentang karaktorologi(ilmu akhlak atau etika) akhlak dan beberapa aspek dalam pembentukan akhlak.
Pembahasan
Dalam pembahasan ini ada beberapa hal yang penting untuk kita fahami dan kita renungi tentunya yang berkaitan dengan akhlak ini, yang setidaknya dapat menambah wawasan kitaserta memotifasi kita untuk selalu berpegang teguh pada akhlak yang sesuai dengan syari'at. Diantaranya yaitu tentang etika, etistika, etiket, aliran yang baik dan buruk dalam akhlak, dan masih banyak lagi lain dari itu. Dan pembahasannya sebagai berikut:
Etika
Ketika kita menyinggung tentang etika, maka kita juga akan terarah kepada akhlak yang selanjutnya disebut sebagai tingkahlaku atau sifat-sifat manusia, yang mana hal ini termasuk dalam hal-hal sangat prinsipil bagi setiap makhluk yang berakal, mengapa demikian? Karena dapat kita katakana, bagaimana ketika seseorang yang tidak mempunyai akhlak yang baik bersatu dengan komunitas masyarakat yang mayoritas mempunya dedikasi tinggi dan menjunjung tinggi akan etika atau akhlak, akankah ia tetap terlihat sama dengan yang lain? Tentu tidak. Seseorang yang tersebut diatas itu akan menemui suatu perbedaan serta merasakanya sendiri, bukan suatu hal yang tidak mungkin, kalaulah orang tersebut akan dikucilkan dan bahkan akan dijauhi agar tidak mengontaminasi orang-orang lain yang ada disekitarnya. Akan tetapi ketika seseorang tersebut mempunyai perangan yang sama atau sitidaknya ada keselarasan dalam sifat dan kelakuannya, niscaya ia akan diperlakukan sama dengan yang lainnya. Dari sini nampak dengan jelas akan pentingnya akhlak atau etika bagi setiap individu yang akan bergabung dan memasyarakat dikalangan umum.
Etika dalam pendefinisiannya adalah sebagai berikut: pada etimologinya kata ini berasal dari bahasa yunani yaitu etos ( adapt istiadat atau kebiasaan) perasaan batin, dan kecenderungan hati untuk untuk melakukan suati perbuatan. Dan etika juga merupakan suatu bagian dari kajian filsafat, dan etika juga mengajarkan tentang budi baik dan buruk.4 Dan pada buku yang sama juga dikemukakan bahwa etika adalah sebagai ilmu tentang adat atau kebiasaan. Kemudian ketika kita menemukan kata-kata seperti etos kerja, etos profesi, etos dedikasi, dan lain dari itu, maka etika juga dikataka sebagai ilmu yang membahas tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang hak dan kewajiban, juga sebagai asas atau kumpulan nilai yang berimplikasi pada tingkah laku, serta nilai atas sesuatu yang benar-salah,haram-halal,sah-batal, dll.
Sedang terminologinya yaitu seperti yang dikemukakan oleh beberapa ilmuan, salah satunya yaitu Ahmad Amin, yang berpendapat bahwa etika adalah ilmu yang menjelaskan tentang baik dan buruk, menerangkan akan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka, dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan.5 Selain itu juga Soegarda Poerbawatja mengartikn etika sebagai filsafat nilai, kesusilaan tentang baik dan buruk, berusaha mempelajari nilai-nilai dan merupakan pengetahuan tentang nilai itu sendiri.( Soegarda Poerbawatja. Ensikopledi Pendidikan. Jakarta. Gunung Agung. 1979.hlm 82). Lain dari pada itu masih banyak lagi pendapat-pendapat yang mengemukakan definisi etika tersebut, seperti Ki Hajar Dewantara yang dalam bukunya yang berjudul Bagian Pertama pendidikan menerangkan bahwa etika adalah sebagai ilmu yang membahas tentang baik dan buruk dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai gerak gerik pikiran rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan rasa perasaan sampai menguasai tujuannyayang dapat merupakan perbuatan. Dan satu ilmuan asing yaitu Austin Fogothey yang mengatakan etika adalah sebagai ilmu yang berhubungan dengan seluruh ilmu pengetahuan tentang manusia, dan ilmu masyarakat yang erat hubungannya dengan antropologi, psikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, dll.6
1 . Dahlan. M. Y. Al-Barry, Kamus Induk istilsh Ilmiah, Penerbit Target Press, Surabaya. 2003. hlm 359.
2 . Kansil. C. S. T, Drs. SH, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. 1989. hlm 29.
3 . Nata Abudin Prof. Dr. Akhlak Tasawuf, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003. hlm 1.
Dan yang ditulis beliau itu juga merujuk pada sebuah buku yaitu( Jamil Saliba, al-mu'jam al-falsafi,juz I, mesir:daar kitab al-mishri,1978, halm.553)
4 Abdullah M. Yatim, Pengantar Studi Etika, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2006. hlm. 4
5 Ahmad Amin. Etika (Ilmu Akhlak). Terjmahan KH. Farid Ma'ruf, judul asli Al-Akhlak,cet.3. Jakarta. Bulan Bintang,1983. hlm 3.
6 Abdullah M. Yatim, Pengantar Studi Etika, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2006. hlm. 8

Tidak ada komentar: