Google

Selasa, 08 April 2008

AL-QUR'AN KALAMULLAH BUKAN MAKHLUK

AL-QUR'AN KALAMULLAH BUKAN MAKHLUK


[Syaikh Abu Utsman Isma'il Ash-Shabuni berkata:] "Ashhabul Hadits bersaksi dan berkeyakinan bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah (ucapan Allah), Kitab-Nya dan wahyu yang diturunkan, bukan makhluk. Siapa yang menyatakan dan berkeyakinan bahwa ia makhluk maka kafir menurut pandangan mereka.

Al-Qur'an merupakan wahyu dan kalamullah yang diturunkan melalui Jibril kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam dengan bahasa Arab untuk orang-orang yang berilmu sebagai peringatan dan kabar gembira, sebagaimana firman Allah ta'ala:

وَإِنَّهُ لَتَنزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ - نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ - عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنذِرِينَ - بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِينٍ
"Dan sesungguhnya al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (Asy-Syu'ara: 192-195)

Al-Qur'an disampaikan oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam kepada umatnya sebagaimana yang diperintahkan Allah:

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ
"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu". (Al-Maidah:67),

dan yang disampaikan oleh beliau adalah kalamullah. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Apakah kalian yang akan menghalangiku untuk menyampaikan kalam (ucapan) Rabbku" 1

Al-Qur'an yang dihafal dalam hati, dibaca oleh lisan, dan ditulis dalam mushaf-mushaf, bagaimanapun caranya Al-qur'an dibaca oleh qari', dilafadzkan oleh seseorang, dihafal oleh hafidz, atau dibaca dimanapun ia dibaca, atau ditulis dalam mushaf-mushaf dan papan catatan anak-anak dan yang lainnya adalah kalamullah-bukan makhluk. Siapa yang beranggapan bahwa ia makhluk, maka telah kufur kepada Allah Yang Maha Agung.


Al-Imam Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata: "Al-Qur'an adalah kalamullah-bukan makhluk. Siapa yang mengatakan Al-Qur'an adalah makhluk, maka dia telah kufur kepada Allah Yang Maha Agung, tidak diterima persaksiannya, tidak dijenguk jika sakit, tidak dishalati jika mati, dan tidak boleh dikuburkan di pekuburan kaum muslimin. Ia diminta taubat, kalau tidak mau maka dipenggal lehernya.

Abu Ishaq bin Ibrahim pernah ditanya tentang lafadz Al-Qur'an, maka Beliau berkata: "Tidak pantas untuk diperdebatkan. 'Al-Qur'an kalamullah-bukan makhluk ".

Imam Ahmad bin Hambal berkata: "Orang yang menganggap makhluk lafadz Al-Qur'an adalah Jahmiyah, Allah berfirman:

فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلاَمَ اللّهِ
"maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar kalamullah' (At-Taubah:6).
Dari mana ia mendengar? 3

Abdullah bin Al-Mubarak berkata: "Siapa yang mengkufuri satu huruf Al-Qur'an saja, maka ia kafir (ingkar) dengan Al-Qur'an. Siapa yang mengatakan: Saya tidak percaya dengan Al-Qur'an maka ia kafir"

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Saya adalah penganut Ahl Kalam wal adl (atau yang menurut sebagaian dikenal sebagai orang Mu'tazilah) dalam pemikiran kami bukan lah alquran itu merupakan perkataan manusia atau hanya sekedar huruf semata, namun lebih kepada kepercayaan bahwa alquran tidak boleh dipersamakan kedudukannya dengan Alloh SWT. maksud yang dimikian hendaklah dimaknai bahwa golongan kami percaya bahwa Alloh SWT adalah satu-satunya eksistensi yang harus diimani, dan alquaran tidak lain adalah bagain dari ciptaaNya yang berwujud kalam.

hal ini tentunya berbeda dengan ketentuan saudara yang memaknai sikap golongan kami yang hanya berdasarkan pada keiamanan eksistensi materialis "huruf" nya saja.

Kutipan:
"Mereka mengatakan bahwa, kalam Allah hanyalah huruf tanpa makna. Menurut mereka, apa yang disebut perkataan atau kalam, ketika dinyatakan secara mutlak hanyalah nama bagi suatu lafadz saja. Sedangkan makna bukan merupakan bagian dari apa yang disebut kalam. Makna hanyalah sesuatu yang ditunjukkan oleh apa yang disebut kalam.

Pendapat Mu’tazilah ini merupakan kebalikan dari pendapat Asy’ariyah dan Kullabiyah yang mengatakan, bahwa kalam Allah adalah makna saja tanpa huruf. Demikian secara ringkas pemaparan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah."

keimanan mu'tazilah juga didasarkan pada pemikiran bahwa Alloh SWT memiliki kuasa yang infinitas (tidak terbatas). jadi secara garis besar apabila Yang Maha Kuasa (Alloh SWT) berkehendak untuk membentuk dan merobah atau membatalkan garis waktu Dia SWT mampu, dan dalam melaksanakan kuasaNya pun dia tidak membutuhkan pertolongan atau izin dari ciptaanNYa. dengan demikian maka apabila semua "petunjuk" - dalam hal kitabNya - dia rubah maka itu tidak mustahil bagiNYa. karena bagiNya tidak ada hal yang mustahil

begitu pula dengan alasan lain bahwa Alloh SWT seharusnya juga diimani bahwa dia berdiri sendiri, dan tidak tidak dipengaruhi oleh instrumen pengatur apapun layaknya Standar Operasional. dan eksteremnya apabila dia bermaksud untuk menghilangkan semua eksistensi dari ciptaanya pun dia juga tidak membutuhkan metodologi dan perantara apapun apabila dia berkehendak. cukup hanya kehendak dan kuasa yang tak terbatas segala eksistensi yang ada selain dari pada hakikatnya bisa lesap dan lenyap tanpa sejarah, karena bagiNya perubahan terhadap sejarah/tarikh bukan mustahil untuk merubahnya atau menghapusnya. (meskipun dengan waktu yang mustahil, misalnya merubah sesuatu tanpa membutuhkan waktu atau merubah sesuatu dengan mengurangi waktu)

Terima kasih sebelumnya atas keterangan yang disajikan. dan mohon dipahami berdasarkan keterangan asli dari penganutnya dan bukan dari kelompok yang kontra, karena terkait dengan sentimen politik maupun sentimen pengaruh yang lain

assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kajian Al-Quran mengatakan...

Assalamualaikum,

Al-Quran adalah kitab yang amat jelas (mubin), olih itu mari kita merujuk dan selesaikan kemusykilan ini berdasarkan ayat-ayat Al-Quran. Semoga kita semua tidak lagi terkeliru dan sentiasa berada di jalan yang benar. Kita semua maklum bahwa definisi “makhluk” adalah benda yang dijadikan, maka apa saja yang dijadikan adalah “makhluk”.

1) Sila rujuk kepada firman ayat Al-Quran surah Az-Zukhruf 43:3 “Sesungguhnya Kami JADIKAN Al-Quran berbahasa Arab …. “. Di dalam ayat ini Allah SWT menegaskan Al-Quran adalah kitab atau kalam yang DIJADIKAN. Allah SWT sendiri yang mengatakan Al-Quran itu makhluk (benda yang dijadikan). Kenapa pula manusia mahu bertengkar, mahu mengatakan Al-Quran itu bukan makhluk sedangkan Allah SWT sendiri mengatakan Al-Quran itu makhluk? Yang menjadi masalah ialah para alim ulamak tidak pernah merujuk kepada ayat 43:3 ini untuk menjelaskan samada Al-Quran itu makhluk atau tuhan (zat Allah SWT).

2) Sila rujuk kepada ayat Asy-Syura 42:11 “Allah SWT tidak serupa dengan apa jua makhlukNya” maksudnya Allah SWT tidak berkata-kata seperti manusia, tidak menggunakan bahasa, samada bahasa Arab, bahasa Indonesia, bahasa Jepun, dan sebagainya. Oleh yang demikian berkata-kata itu bukanlah zat Allah SWT sebab berkata-kata itu adalah sifat makhluk. Allah SWT tidak sama dengan apa jua makhlukNYa.

3) Sila rujuk kepada ayat Al-An’am 6:103 “tidak ada makhluk yang dapat membuat apa-apa gambaran tentang zat dan sifat Allah SWT”. Ayat ini menjelaskan lagi ayat 42:11 iaitu Allah tidak sama dengan makhlukNya dan makhlukNya tidak mampu membuat sebarang imaginasi tentang Allah SWT. Apa jua yang dapat diimaginasi, yang dapat digambarkan, yang dapat dibayangkan itu adalah bukan Allah SWT. Sekiranya kita menyangka Allah SWT bercakap dengan menggunakan gelombang mikrowave, maka itu bukannya Allah SWT, sekiranya kita bayangkan Allah SWT bercakap dengan bahasa Arab, maka itu bukanlah Allah SWT. Sekiranya kita fikir Allah berkata-kata dengan menggunakan huruf (seperti alif, ba’, ta,) maka itu bukanlah Allah.

4) Kenapa Allah SWT mengatakan Al-Quran itu KalamNya? Sebab Alllah SWT mengatakan Al-Quran itu kitab yang jelas (mubin) dan menjelaskan segala perkara. Inilah apa yang Allah SWT jelaskan pada ayat Ali-Imran 3:7 iaitu ayat-ayat yang Allah samakan denganNya “ma-tasyabaha-minhu” iaitu seperti Kalam Allah, tangan Allah, wajah Allah, dan sebagainya. Ianya bertujuan agar Al-Quran itu mudah difahami dan Al-Quran itu sebagai kitab yang menjelaskan segala perkara, dan bukannya untuk menjelaskan sifat dan zat Allah SWT.

Sebagai contoh bagaimana hendak menjelaskan piezo dan pyroelectric sekiranya Al-Quran mengatakan manusia dijadikan oleh tangan malaikat bukan "tangan Allah"? Bagaimana utk mnjelaskan impak keatas struktur bangunan/gunung sekiranya tidak mengatakan Al-Quran itu Kalam Allah?

Sila layari http://kajian-quran.blogspot.com/ untuk membaca dengan lebih mendalam..

Wallahu’alam.